Manusia sebagai
makhluk Tuhan adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial, susila, dan
religius. Sifat kodrati manusia sebagai makhluk pribadi, sosial, susila, dan
religii harus dikembangkan secara seimbang, selaras, dan serasi. Perlu disadari
bahwa manusia hanya mempunyai arti dalam kaitannya dengan manusia lain dalam
masyarakat. Manusia mempunyai arti hidup secara layak jika ada diantara manusia
lainnya. Tanpa ada manusia lain atau tanpa hidup bermasyarakat, seseorang tidak
dapat menyelenggarakan hidupnya dengan baik.
Guna
meningkatkan kualitas hidup, manusia memerlukan pendidikan, baik pendidikan
yang formal, informal maupun nonformal. Dalam kenyataannya, manusia menunjukkan
bahwa pendidikan merupakan pembimbingan diri sudah berlangsung sejak zaman
primitif. Kegiatan pendidikan terjadi dalam hubungan orangtua dan anak.
John A. Laska,
mengemukakan pengertian pendidikan sebagai berikut :
Education is
one of the most important activities in which human beings engange. It is by
means of the educative process and its role intransmitting the cultural
heritage from one generation to the next that human societies are able to
meintein their existence. But education does more than just help us to keep the
kind of society we already have; it is also one of the major ways in which
people try to change or improve their societies…..
A.
Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Individu
Sebagai makhluk
individu yang menjadi satuan terkecil dalam suatu organisasi atau kelompok,
manusia harus memiliki kesadaran diri yang dimulai dari kesadaran pribadi di
antara segala kesadaran terhadap segala sesuatu. Kesadaran diri tersebut
meliputi kesadaran diri di antara realita, self-respect, self-narcisme,
egoisme, martabat kepribadian, perbedaan dan persamaan dengan pribadi lain,
khususnya kesadaran akan potensi-potensi pribadi yang menjadi dasar bagi self-realisation.
Sebagai makhluk
individu, manusia memerlukan pola tingkah laku yang bukan merupakan tindakan
instingtif belaka. Manusia yang biasa dikenal dengan Homo sapiens
memiliki akal pikiran yang dapat digunakan untuk berpikir dan berlaku
bijaksana. Dengan akal tersebut, manusia dapat mengembangkan potensi-potensi
yang ada di dalam dirinya seperti, karya, cipta, dan karsa. Dengan pengembangan
potensi-potensi yang ada, manusia mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia
seutuhnya yaitu makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna.
Perkembangan
manusia secara perorangan pun melalui tahap-tahap yang memakan waktu puluhan
atau bahakan belasan tahun untuk menjadi dewasa. Upaya pendidikan dalam
menjadikan manusia semakin berkembang. Perkembangan keindividualan memungkinkan
seseorang untuk mengmbangkan setiap potensi yang ada pada dirinya secara
optimal.
Sebagai makhluk
individu manusia mempunyai suatu potensi yang akan berkembang jika disertai
dengan pendidikan. Melalui pendidikan, manusia dapat menggali dan
mengoptimalkan segala potensi yang ada pada dirinya. Melalui pendidikan pula
manusia dapat mengembangkan ide-ide yang ada dalam pikirannya dan menerapkannya
dalam kehidupannya sehari-hari yang dapat meningkatkan kualitas hidup manusia
itu sendiri.
B.
Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Di dalam
kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki keinginan
untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia
adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan
kondisi yang interdependensi. Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu
hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara.
Hidup dalam hubungan antaraksi dan interdependensi itu mengandung
konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatif. Keadaan
positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak
manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu.
Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan
bersama Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Pada zaman modern seperti
saat ini manusia memerlukan pakaian yang tidak mungkin dibuat sendiri.
Tidak hanya
terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai perasaaan emosional
yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan emosional dari
orang lain pula. Manusia memerlukan pengertian, kasih saying, harga diri
pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainnya. Tanggapan emosional tersebut
hanya dapat diperoleh apabila manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang
lain dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat.
Dalam
berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat
menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang
khas yang dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan, “manusia hanya dapat
menjadi manusia karena pendidikan”. Jadi jika manusia tidak dididik maka ia
tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal
luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap anak terlantar. Hal tersebut
memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan kontribusi bagi pembentukan
pribadi seseorang.
Dengan demikian
manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa disamping manusia hidup bersama
demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam memenuhi
kebutuhan rohani.
C.
Pengembangan manusia sebagai makhluk Susila
Aspek kehidupan
susila adalah aspek ketiga setelah aspek individu dan sosial. Manusia dapat menetapkan
tingkah laku yang baik dan yang buruk karena hanya manusia yang dapat
menghayati norma-norma dalam kehidupannya.
Dalam proses
antar hubungan dan antaraksi itu, tiap-tiap pribadi membawa identitas dan
kepribadian masing-masing. Oleh karena itu, keadaan yang yang cukup
bermacam-macam akan terjadi berbagai konsekuensi tindakan-tindakan
masing-masing pribadi.
Kehidupan
manusia yang tidak dapat lepas dari orang lain, membuat orang harus memiliki
aturan-aturan norma. Aturan-aturantersebut dibuat untuk menjadikan manusia
menjadi lebih beradab. Menusia akan lebih menghargai nilai-nilai moral yang
akan membawa mereka menjadi lebih baik.
Selain
aturan-aturan norma, manusia juga memerlukan pendidikan yang dapat digunakan
sebagai sarana mencapai kemakmuran dan kenyamanan hidup. Pendidikan dapat
menjadikan manusia seutuhnya. Dengan pendidikan, manusia dapat mengerti dan
memahami makna hidup dan penerapannya.
Melalui
pendidikan kita harus mampu menciptakan manusia yang bersusila, karena hanya
dengan pendidikan kita dapat memanusiakan manusia. Melalui pendidikan pula
manusia dapat menjadi lebih baik daripada keadaan sebelumnya. Dengan pendidikan
ini, manusia juga dapat melaksanakan dengan baik norma-norma yang ada dalam
suatu masyarakat. Manusia akan mematuhi norma-norma yang ada dalam masyarakat
jika diberikan pendidikan yang tepat.
Dengan demikian,
kelangsungan kehidupan masyarakat tersebut sangat tergantung pada tepat
tidaknya suatu pendidikan mendidik seorang manusia mentaati norma, nilai dan
kaidah masyarakat. Jika tidak maka manusia akan melakukan penyimpangan terhadap
norma-norma yang telah disepakati bersama oleh masyarakat.
D.
Pengembangan Manusia Sebagai Mahluk Religius
Manusia
diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa di muka bumi ini sebagai makhluk yang paling sempurna
dibandingkan dengan makhluk lain. Melalui kesempurnaannya itu manusia bisa
berpikir, bertindak, berusaha, dan bisa menentukan mana yang benar dan baik. Di
sisi lain, manusia meyakini bahwa dia memiliki keterbatasan dan kekurangan.
Mereka yakin ada kekuatan lain, yaitu Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta. Oleh
sebab itu, sudah menjadi fitrah manusia jika manusia mempercayai adanya Sang
Maha Pencipta yang mengatur seluruh sistem kehidupan di muka bumi.
Dalam
kehidupannya, manusia tidak bisa meninggalkan unsur Ketuhanan. Manusia selalu
ingin mencari sesuatu yang sempurna. Dan sesuatu yang sempurna tersebut adalah
Tuhan. Hal itu merupakan fitrah manusia yang diciptakan dengan tujuan untuk
beribadah kepada Tuhannya.
Oleh karena
fitrah manusia yang diciptakan dengan tujuan beribadah kepada Tuhan Yang Maha
Esa, untuk beribadah kepada Tuhan pun diperlukan suatu ilmu. Ilmu tersebut
diperoleh melalui pendidikan. Dengan pendidikan, manusia dapat mengenal siapa
Tuhannya. Dengan pendidikan pula manusia dapat mengerti bagaimana cara
beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Melalui sebuah
pendidikan yang tepat, manusia akan menjadi makhluk yang dapat mengerti
bagaimana seharusnya yang dilakukan sebagai seorang makhluk Tuhan. Manusia
dapat mengembangkan pola pikirnya untuk dapat mempelajari tanda-tanda kebesaran
Tuhan baik yang tersirat ataupu dengan jelas tersurat dalam lingkungan
sehari-hari.
Maka dari
keseluruhan perkembangan itu menjadi lengkap dan utuh dalam setiap sisinya,
baik dari sisi individu, sosial, susila, maupun religius. Keutuhan dari setiap
sisi tersebut dapat menjadikan manusia menjadi makhluk yang lebih tinggi
derajatnya dibandingkan dengan makhluk-makhluk Tuhan yang lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar