A. Kondisi Umum Wilayah
Wilayah Kabupaten Mojokerto terletak di
antara 1110 20’13” sampai dengan 111040’47” bujur timur dan antar 7018’35”
sampai dengan 70 47” lintang selatan, dengan luas wilayah 692,15 km2,
(Anonymous,2011).
Kota Mojokerto ini tidak berbatasan dengan
pantai, namun langsung berbatasan administratif dengan kota-
yang berkembang. Bagian utara kota
Mojokerto berbatasan langsung dengan Kabupaten Lamongan dan Gresik. Beralih ke
wilayah timur, berbatasan dengan daerah Sidoarjo dan Pasuruan. Sedangkan pada
wilayah selatan berbatasana langsung dari Kota
pendidikan yaitu kota Malang ,
kota yang saya
tinggali untuk saat ini, dan pada wilayah barat, langsung berbatasan dengan
Kabupaten Jombang.
B. Letak Topografi
Wilayah Kota Mojokerto merupakan dataran
rendah yang terletak pada ketinggian ±
22 meter
dari permukaan laut
dan kemiringan tanah
0% - 3%.dengan letak kawasan pacet lah yang paling
tinggi Dengan demikian
dapat diperlihatkan bahwa
Kota Maitu 700mdplojokerto mempunyai
permukaan tanah yang
relatif datar, sehingga
aliran sungai/ saluran
menjadi relatif lambat
dan hal ini
mempercepat terjadinya
pendangkalan yang pada akhirnya timbul kecenderungan ada genangan pada berbagai
bagian kota apabila terjadi hujan, (Balitbang, 2011). Sekitar 30% dari seluruh
wilayah Kabupaten Mojokerto kemiringan tanahnya lebih dari 150, sedangkan
sisanya merupakan wilayah dataran dengan tingkat kemiringan lahan kurang dari
150, (Anonymous,2011)
WILAYAH MOJOKERTO PADA GOOGLE MAP
WILAYAH MOJOKERTO PADA GOOGLE EARTH
Wilayah Mojokerto cenderung tinggi dibagian
wilayah selatan dan utara. Pada wilayah utara, pembentukan tanahnya di dominasi oleh landform vulkanik,yang
dipengaruhi oleh gunung penanggungan. Dan pada wilayah utara, pembentukan
tanahnya dipengaruhi oleh landform karst, layaknya wilayah lamongan yang di
dominasi juga oleh landform karst, begitu pula dengan wilayah Gresik, yang
selain berlandform karst juga dominan memiliki lanform Marin. Hal ini lah yang
membuat terkonsentrasinya suatu titik aliran air hujan yang deras, akan muncul
di wilayah tenga,jantung kota
Mojokerto sehingga timbullah banjir, yang pastinya sangat mengganggu masyarakat
A. Hidrologi
Wilayah
Kota Mojokerto mempunyai
beberapa daerah aliran
sungai yang manfaatnya
cukup besar bagi
kehidupan penduduk, khususnya
untuk keperluan irigasi
pertanian. Potensi hidrologi yang terdapat di Kota Mojokerto, ialah
sungai, sumber mata air, serta model pengairannya. Menurut (Balitbang,2011),
Kota Mojokerto dilalui oleh 4 (empat) buah
sungai yang cukup potensial yaitu:
Sungai Brantas di sebelah utara kota sepanjang 3,5 Km
arah alirannya ke timur.
Sungai
Brangkal di sebelah
barat kota sepanjang
2,25 Km arah
alirannya ke utara.
Sungai Sadar di sebelah timur kota sepanjang 2,00 Km
arah alirannya ke utara.
Sungai Gedeg di sebelah barat kota sepanjang 2,00 Km.
Kondisi
hidrologi ini dalam kegiatannya
akan berpengaruh terhadap tingkat
kesuburan tanah, dan jenis
tanaman yang tumbuh, karena ekosistem dalam suatu lingkungan akan berlangsung
dan saling ketergantungan. Begitu
pula dengan pola
kehidupan dan penghidupan masyarakat.
B.
Kondisi Tanah
Jenis tanah yang terdapat di wilayah Kota
Mojokerto sebagian besar terdiri dari aluvial
(62.74%) dan grumosol (37.26%). Dari kondisi tersebut
jenis tanah di Kota Mojokerto
merupakan tanah yang cukup baik untuk
usaha pertanian terutama untuk jenis tanaman padi, polowijo dan tanaman
tebu. Kemampuan tanah di wilayah Kota
Mojokerto didukung oleh:Kondisi Tanah
Kedalaman
efektivitas tanah mencakup
keseluruhan wilayah Kota
Mojokerto yakni kedalaman 90 cm dan
lebih. Wilayah tersebut
menunjukkan wilayah yang baik bagi
pertumbuhan perakaran tanaman.
Tekstur
tanah secara keseluruhan
mempunyai kelas tekstur
halus/ liat yang ditentukan oleh perbandingan fraksi
pasir, debu dan tanah liat.
Drainase
tabah yang menunjukkan
lama dan seringnya
tanah jenuh terhadap kandungan air serta kecepatan
meresapnya air dari permukaan tanah
mencapai 1575,44 Ha
(95,68%) tidak pernah
tergenang dan 71,095
Ha (4,32%) tergenang secara periodik.
Erosi di wilayah Kota Mojokerto hampir sama
sekali tidak terjadi mengingat jenis tanahnya aluvial dan grumosol.
(Anonymous,2011)
A. Geomorfologi di Daerah Mojokerto
Proses pembentukan tanah di Mojokerto, di
dominasi dengan adanya pengaruh pegunungan vulkanik yang berada pada wilayah
selatan daerah Mojokerto. Selain itu ada juga sedikit pengaruh pegunungan kapur
yang berada di daerah Utara Mojokerto. Sedangkan pada bagian tengah, memanjang
aliran sungai Brantas, yang kawasannya tersebut disebut Daerah Aliran Sungai
Brantas, sehingga otomatis akan mempengaruhi pembentukan tanahnya.
DAS
BRANTAS
Pada hakekatnya aliran sungai terbentuk
oleh adanya sumber air (hujan, mencairnya es, danmata air) dan adanya relief
dari permukaan bumi. Sungai-sungai juga mengalami tahapan geomorfik yaitu
perioda muda, dewasa, dan tua. Sungai muda dicirikan dengan kemampuan untuk
mengikis alurnya, dimana hal ini dapat terjadi jika gradien sungai cukup
terjal. Sungai muda biasanya sempit,dengan tebing terjal yang terdiri dari
batuan dasar. Gradien sungai yang tidak teratur disebabkan oleh vaiasi struktur
batuan (keras-lunak). Sungai pada stadium dewasa akan mengalami pengurangan gradien sungai
sehingga kecepatan aliran akan berkurang begitu pula pengikisannya,sehingga
akan terjadi pengendapan. Dan apabila terjadi pula pengendapan pada sub sungai/
anak sungai, maka disebut sungai dewasa dan jika telah lama berlalu
membuat sungai tersebut menjadi tua dan
pendangkalan akan semakin meningkat. (Anonymousb,2012)
RANGKAIAN TERPENGARUHNYA PEMBENTUKAN TANAH
PADA WILAYAH MOJOKERTO
GUNUNG PENANGGUNGAN
Sedangkan wilayah vulkan pada daerah
mojokerto dipengaruhi oleh Gunung penanggungan serta kompleks pegunungan
Arjuna-Welirang, yang ketika meletus
abu vulkannya ikut terbawa aliran lahar serta hembusan angin hingga ke
wilayah perbatasan antara Mojokerto-Malang, Mojokerto-Pasuruan. Sehingga hal
ini mempengaruhi pembentukan tanah yang berada di wilayah Mojokerto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar